Rangkuman :
“KANDA DALAM
ITIHASA RAMAYANA” *)
Dirangkum oleh : Bindu Konawe *)
Rama-Sita-Laksamana-Hanoman Dandavat Pranam |
Om Swastyastu,
Semoga pikiran yang baik (satya) datang dari segala penjuru.
Bijawa Kasawur, inilah istilah nama untuk men-sinonim-kan bahwa benih benih
tutur kebajikan dan kesucian bertaburan dimana-mana seperti istilah bunga
rampai yang telah ada selama ini. Rangkuman Itihasa
Ramayana pada setiap Kanda ini
hanya upaya mendokumentasikan subhacitta
tutur dari berbagai sumber yang telah ada. Mendokumentasikan dan
membagikannya kembali adalah panggilan untuk menindaklanjuti sraddha bhakti
bahwa mewartakan dharma ataupun ajaran-jaran kesucian yang bersumber dari kita
suci adalah yajna dan kwajiban yang
utama (paramodharmah). Berikut
subhacita tutur yang tertuang dalam tulisan yang dirangkum untuk tujuan
pembelajaran diri secara individual dan secara social atas semangat dari
ikhtiar dapat menjadi insan yang paramodharmah.
Berikut rangkuman yang dikutip dari sumber yang telah ada,
baik itu yang telah ditulisan dalam buku-buku pembelajaran disekolah ataupun
sumber tertulis yang lainnya, yang intinya hampir sama dan tujuannya sama untuk
mewartakan ajaran kebenaran dan kesucian yang terkandung dalam kitab suci Veda.
Kitab Ramayana merupakan bagian dari Itihasa yang
menceritakan tetang kepalawanan Rama. Isi dari cerita ini adalah tentang
turunnya Awatara Rama menyelamatkan umat manusia dari kehancuran moralitas yang
ditokohi oleh raja raksasa Rahwana. Rama adalah contoh seorang pelaksana
dharma yang sejadi berhati baik dan hormat terhadap ayah dan ibu. Selain itu,
cerita dalam Ramayana juga berisi tuntunan mulia untuk seluruh umat manusia
yang ada di dunia, sejak masa silam hingga saat ini. Dari seluruh isi
Kitab Ramaya dibagi menjadi tujuh kanda yang masing-masing kanda saling
berhubungan satu sama lain.
Kanda 1: Bala Kanda
Isi dari Bala Kanda adalah menceritakan tentang kisah
kelahiran Rama beserta 3 orang saudaranya yaitu Barata, Laksmana Satrughna,
mulai dari jaman kana-kanak, berguru kepada guru Wasista, mengikuti sayembara
di Mitila dan Rama memproleh istri Sita.
Kanda 2 : Ayodya
Kanda
Kedua yakni Ayodya Kanda berisi tentang kemelut di Istana
Ayodya karena Dewi Kekayi menuntut janji kepada Dasarata agar menjadikan
anaknya Barata menjadi pewaris tahta kerajaan. Akibat dari hal itu, Dasarata
merasa dilemah dan mengalami kebingungan sebab dalam tradisi Barata anak tertua
harus dijadikan sebagai pewaris tahta kerajaan, namun di sisi lain Dasarata
harus menepati janji Dewi Kekayi. Akhirnya dengan kebijaksanaan Rama maka
ia siap keluar dari istana agar Barata bisa dinobatkan sebagai Raja
Ayodya. Karena Dasarata merasa bersalah atas keputusannya maka akibat terlalu
dipikirkannya menyebabkan jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Walaupun demikian
Barata tidak mau menjalankan pemerintahan karena yang paling cocok jadi raja adalah
Rama, dengan demikian rama meyakinkan Barata agar mau melaksanakan pemerintahan
dengan memberikan terompahnya kepada Barata sebagai simbol bahwa Rama selalu
ada di Istana.
Kanda 3 : Aranya Kanda
Aranyaka Kanda menceritakan Rama menikmati kehidupan di
hutan dengan menemui para pertapa sakti dan memohon restunya, disamping itu
Rama juga membrantas semua Raksasa yang mengganggu kehidupan para
pertapa. Juga diceritrakan kedatangan Surpanaka adik dari Rahwana ke
pondokan Rama dan menggangu Laksmana, karena laksmana tidak terima maka
Surpanaka dilukai hidungnya sebagai hadiah tidak sopan kepadanya. Surpanaska
tidak terima perlakuan Laksmana maka Surpanaka melaporkan keadaan dirinya
kepada Rahwana, dan Rahwana sangat murka. Rahwana menculik Sita atas usul
Surpanaka dengan menyamar menjadi Pandita agar dapat mendekati Sita dan Sita
berhasil diculik.
Kanda 4 : Kishkinda Kanda
Kishkinda
Kanda menceritakan Rama sedih karena istrinya di culik, kemudia Rama mendapat
petunjuk oleh para pertapa agar minta bantuan kepada Sugriwa dalam usaha
menemukan Sita. Rama berhasil menjalin hubungan dengan Sugriwa dibantu oleh
Hanuman, setelah Rama membantu Sugriwa merebut tahtanya dari keserakahan
kakaknya Subali.
Kanda
5 : Sundara Kanda
Sundara
Kanda mengisahkan tentang Hanuman Duta yang ditugaskan oleh Rama ke Alengka
dimana Hanuman berhasil ketemu Sita dan Sita menyampaikan salam/pesan kepada
Rama. Hanuman tidak langsung kembali setelah bertemu Sita namun melakukan
pengerusakan di Alengka dengan maksud agar kehadiran dirinya diketahui oleh Rahwana.
Karena melakukan pengerusakan maka Hanuman di adili kemudia diputuskan ekornya
dibakar di alun-alun. Di luar perhitungan Rahwana setelah ekor Hanuman terbakar
maka Hanuman melompat kesana-kemari sembari mengibaskan ekornmya yang berisi
api, akhirnya Alengka mengalami kebakaran hebat dan benteng-benteng pertahanan
Istana dihancurkan oleh Hanuman.
Kanda
6 : Yudha Kanda
Yudha
Kanda menceritakan kisah sebelum perang dimulai di dahului dengan membuat
jembatan menuju Alengka karena di batasi oleh laut yang sangat luas. Yang
ditugaskan / bertanggung jawab pembuatan jembatan adalah Nal dan Nil anak dari
Wiswa Karma. Setelah selesai jembatan maka Rama dan pasukanya menginjakkan
kakinya di Alengka. Peperangan dimulai, satu persatu prajurit dan pangeran muda
Alengka berguguran tak terkecuali pangeran Indrajita si penakluk Indra. Dengan
keadaan demikian Rahwana sangat sedih dan marah, kemudian dia maju ke medan
perang. Rama dibantu Kreta sakti Indra mengimbangi kedahsyatan Rahwana yang
berujung pada kematian Rahwana. Setelah Rama menang maka berhasil ketemu Sita
namun sebelum ketemu Rama dibuktikan kesuciannya melalui upacara suci dari Dewa
Brahma. Kemudian Rama kembali ke Ayodya dan dinobatkan menjadi Raja Ayodya.
Kanda
7 : Uttara Kanda
Kanda
terakhir ini, menceritakan tentang kisah terjadi perguncingan rakyat Ayodya
bahwa Sita sangat diragukan kesuciannya karena cukup lama ada di kandang
Raksasa, sangat mustahil para Raksasa melewatkan kesempatan itu untuk menjamah
Sita. Keresahan ini di dengar oleh Rama dan Rama merasa tidak nyaman dengan
keadaan ini. Kemudian Rama memerintahkan Laksmana membawa Sita keluar dari
kerajaan dan agar Laksmana melepas Sita di dekat Sungai Gangga di pertapaan
Walmiki sebagai tempat kehidupan Sita yang bebas dari pergunjingan.
Ketika
Sita memasuki pasraman Walmiki sudah dalam keadaan hamil muda hasil hubungannya
dengan Rama. Seiring dengan waktu lahirlah anak kembar di pasraman walmiki,
yang oleh walmiki diberi nama Kusa dan Lawa. Ketika Rama melaksanaka upacara
kurban, oleh Walmiki dikenalkan Kusa dan Lawa kepada Rama bahwa Ia adalah
anaknya, dan mengatakan bahwa Sita adalah Wanita yang Suci. Saat itu Sita kedua
kalinya membuktikan kesucian dirinya dengan disaksikan oleh Ibu Pertiwi,
sebagai bukti bumi terbelah sebagai tanda menjemput Sita untuk kembali ke asal.
Rama sempat memerintah Ayodya tetapi setelah ditinggalkan oleh adiknya Laksmana
menyucikan diri di Sungai Sarayu, Ramapun mengikuti jejaknya menyucikan diri di
Sungai Gangga. Begitu Rama masuk ke Sungai Gangga muncul kreta emas dari sorga
menjemputnya untuk kembali ke alam wisnu dan Ramapun tiba di alam wisnu
disambut oleh para dewa yang lain dengan gembira.
Om Subhamastu.
Unaaha,
21/09/2019-INS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar