Biografi: Desak
Ayu Ruasti S.Ag & Arya Rai Dharmika, S.Ag
Penyuluh Agama
Hindu Non PNS
DESAK-RAI
“SEHATI SATU TUJUAN”
Sehati Satu
Tujuan, begitu semangat yang dipelihara oleh Desak Ayu Ruasti bersama
suami tercintanya, yang kini aktif sebagai salah satu Penyuluh Agama Hindu Non
PNS perempuan di Kabupaten Konawe. Desak begitulah panggilan akrabnya sehari-hari.
Ibu muda yang berparas cantik ini lahir pada tanggal 11 November
1985. Anak sulung dari 3 bersaudara, perkawinan dari Bapak Dewa
Gede Sandat dan Ibu Desak Ketut Rauh yang berprofesi sebagai
buruh tani.
Desak, tumbuh
dan besar dilingkungan yang sangat sederhana, namun keinginannya
untuk menimba ilmu pengetahuan di bangku sekolah tidak menyurutkan semangatnya,
walaupun sangat menyadari dengan kondisi ekonomi kedua orang tua tidak seperti
anak-anak yang lain yang kehidupan ekonomi orang tuanya lebih baik. Jengjang
pendidikan mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi dilalui dan
dijalaninya dengan penuh semangat. Sekolah di TK Santikumara Ayunan pada
tahun 1990- 1991, di SD Negeri 2 Ayunan dari tahun 1991-1998, dan
lanjut di SMPN 2 Petang, namun hanya 1 semester kemudian pindah di SMPN
1 BLAKIUH dari tahun 1998- 2001.
Setelah tamat di SMPN 1
Blahkiuh Desak melanjutkaan kembali sekolahnya di SMUN 1 Abiansemal dari tahun 2001-2004. Setelah tamat dari SMU Desak sempat mendaftar sekolah di PGSD Singaraja, namun sayang keinginannya untuk mengenyam pendidikan di PGSD Singaraja tidak kesampaian, tidak direstui oleh orang tuanya karena masalah biaya sekolah. Dengan perasaan sedih Desak pun harus beristirahat dan menunda keinginannya untuk melnjutkaan pendidikaannya ke perguruan tinggi. Desak pun merantau sebagai SPG pada sebuah toko. Pada Tahun 2005 keinginaan Desak untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tercapai, Desak melanjutkaan pendidikaannya di IHDN Denpasar dengan mengambil program DII Jurusan Pendidikaan Agama, dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 2007. Setelah lulus dari Perguruan Tinggi dengan berbekal Ijazah DII Desak mengajukan lamaran agar dapat mengabdi di sekolah SDN 19 Dangin Puri sebagai tenaga honorer Guru Agama Hindu, astungkara di terima.
Setelah tamat di SMPN 1
Blahkiuh Desak melanjutkaan kembali sekolahnya di SMUN 1 Abiansemal dari tahun 2001-2004. Setelah tamat dari SMU Desak sempat mendaftar sekolah di PGSD Singaraja, namun sayang keinginannya untuk mengenyam pendidikan di PGSD Singaraja tidak kesampaian, tidak direstui oleh orang tuanya karena masalah biaya sekolah. Dengan perasaan sedih Desak pun harus beristirahat dan menunda keinginannya untuk melnjutkaan pendidikaannya ke perguruan tinggi. Desak pun merantau sebagai SPG pada sebuah toko. Pada Tahun 2005 keinginaan Desak untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tercapai, Desak melanjutkaan pendidikaannya di IHDN Denpasar dengan mengambil program DII Jurusan Pendidikaan Agama, dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 2007. Setelah lulus dari Perguruan Tinggi dengan berbekal Ijazah DII Desak mengajukan lamaran agar dapat mengabdi di sekolah SDN 19 Dangin Puri sebagai tenaga honorer Guru Agama Hindu, astungkara di terima.
Saat menempuh
perkuliahan di IHDN Denpasar, Tuhan mempertemukan nya dengan seorang
pemuda perantauan dari Sulawesi Tenggara bernama Arya Rai Dharmika. Hubungan
Desak dan Rai yang berawal hanya teman kuliah, berubah menjadi tumbuh
benih-benih cinta kasih sayang di antara mereka berdua. Jalinan
Cinta Kasih Sayang mereka itu berlanjut dan mengantarkannya pada sebuah tekad
yang kuat dengan kesungguhan hatinya, Desak memutuskan untuk bersedia
meninggalkan masa gadisnya, dengan melangsungkan pernikahan dengan Arya Rai
Dharmika pada tanggal 28 Oktober 2008. Setelah
pernikahannya itu, Desak menunjukkan kesetiannya dengan mengikuti suaminya ke
Sulawesi Tenggara tepatnya di Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha
Kabupaten Konawe. Dengan Keluarga baru, daerah ataupun lingkungan
baru, dengan penuh harap kelak dapat merubah tarap hidupnya kearah
yang lebih. Berbekal ijasah DII Pendidikan Agama Hindu, Desak bersama
suaminya yang juga memiliki disiplin ilmu yang sama, melamar sebagai
tenaga pengajar/guru honorer di SDN Amertasari, yang beralamat di Desa
tempat tinggalnya. Surat lamarannya untuk mengabdi di terima oleh
pimpinan di satuan pendidikan tersebut, karena dari tahun 2004 semenjak
Guru yang diberikan tugas untuk mengajar Pendidikan Agama Hindu di
sekolah tersebut meninggal dunia akibat sakit, belum ada yang mengisi,
padahal mayoritas muridnya adalah beragama Hindu.
Pada tanggal 9
September 2009 Desak dikaruniai seorang Putra yang dberi nama A.A. Dharma
Dhinata. Disela-sela kesibukannya sebagai Ibu Rumah Tangga dan mengabdi di
sekolah, Desak melanjutkan studinya dengan mengikuti program penyetaraan S1
yang di selenggarakan oleh UNHI lewat program PTJJ. Kemudian pada tahun
2010 berhasil dinyatakan lulus S1 dengan gelar
S.Ag. Pada tanggal 04 desember 2011 Desak dikaruniai kembali
buah hati dengan lahirnya putra ke 2 yang di beri nama A. Wintang
Triguna.
Berbekal
semangat “Sehati Satu Tujuan” bersama suaminya, pada tahun 2012 Desak bersama
suaminya mengajukan surat permohonan sebagai Penyuluh Agama Hindu Non
PNS di Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Tenggara, Up. Pembimas Hindu dengan
wilayah binaan di Kabupaten Konawe, awignam astu diterima. Saat
ini selain aktif sebagai Guru Pendidikan Agama Hindu di SD, Desak
juga aktif sebagai Penyuluh Agama Hindu Non PNS dengan wilayah
binaanya di Kecamataan Pondidaha Kabupaten Konawe Provinsi Sultra. Pengabdian
lainnya, Desa juga aktif sebagai Pengelola sekaligus sebagai tenaga
pengajar di Pasraman Amertasari, sebagai pengurus WHDI Kecamatan
dengan jabatan Ketua Masa Bakti 2016-2021. Sebagai Bendahara di
POKJALUH Tingkat Provinsi Masa Bakti 2016- 2021. Dan
telah mengikuti Diklat Teknis Substantif Penyuluh Agama Hindu
Non-PNS di Balai Diklat Keagamaan Makasar dan dinyatakaan Lulus.
Arya Rai
Dharmika, inilah pemuda rantauan yang berhasil memikat Gadis Bali Desak
Ayu Ruasti, S.Ag, yang kini menjadi Istri dan Ibu dari anak-anaknya, buah hati
dari perkawinannya. Pemuda yang kini sudah menjadi seorang Kepala Rumah Tangga
dari keluarga yang dibangun bersama istri tercintanya. Rai begitulah sapaan
akrab kesehariannya, lahir pada tanggal 21 juni 1983 di Tabanaan-Bali.
Rai adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, 2 saudara laki-laki
dan 1 saudara perempuan. Ayahnya bernama I Made Muryana (Alm) pada
tahun 2004 dan Ibunya bernama Ni Wayan Suwenten.
Rai sejak kecil
sudah diajak oleh kedua orang tuanya trasmigrasi tumbuh dan
besar dengan semangat yang hampir sama dengan anak-anak yang
lainnya. Rai mengawali sekolahnya di SD Amertasari Tahun
1989-1995, di SMPN 1 Unaha selama 2, lalu di kelas 2 SMP pindah
ke SMPN 4 Pondidaha dan tamat pada tahun 1998. Dari tahun 1998-2001
melanjutkaan sekolah di SMKN 1 Kendari, menginjak di kelas 3 pindah di SMKN 1
Unaaha. Walaupun sebagai anak yatim besar keinginaan untuk
melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi untuk menimba ilmu
pengetahuan, studi di IHDN Denpasar ditempuhnya dengan
mengambil program DIII Jurusan Pendidikaan Agama dan berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 2008.
Seperti kata
istilah “sambil menyelam minum air”, saat kuliah menjalin hubungan cinta kasih
sayang dengan teman kuliahnya yang bernama Desak Ayu Ruasti, jalinan kasih
sayang yang sudah berlangsung saat kuliah, kemudian ditingkatkanya dengan melamar Desak
Ayu Ruasti dan menikahinya pada tanggal 28 Oktober 2008. Dengan
bermodalkan cinta dan kesetiaannya, Rai memboyong istrinya kekampung
halamannya di Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kehidupan Rumah
Tangga yang dijalaninya berjalan penuh kebahagiaan dalam kesederhanaan, bersama
Istri tercintanya yang memiliki bekal ijazah yang sama tidak henti-hentinya
mengabdikan dirinya sesuai dengan basic keilmuannya. Ini dibuktikannya dengan
mengabdi sebagai tenaga honorer Guru Pendidikan Agama
Hindu di SMPN 2 Pondidaha. Pada Tahun 2010 bersama-sama
istrinya mengikuti program PTJJ yang diselenggarakan oleh UNHI dan
berhasil menyelesaikannya dan memproleh gelar S.Ag.
Bersama Istrinya
Desak Ayu Ruasti sampai saat ini aktif mengabdi sebagai Guru Honorer, Penyuluh
Agama Hindu Non PNS dengan wilayah binaanya di Kecamataan Wonggeduku
Desa Puuduria dan Desa Lindinggasay Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi
Tenggara. Selain itu pula saat ini aktif dalam melakukan pembinaan pada anak-anak
pasraman yang berada di Desa-nya. Selain sebagai tenaga pengajarnya juga
menjadi pengurus pasraman dengan jabatan Ketua Pasraman Amertasari. Mulai
dari Tahun 2016 sebagai Ketua POKJALUH Tingkat Provinsi Sultra masa
bakti 2016-2021. Dan pada tahun 2017 bersama-sama istrinya mendapat
kesempatan untuk mengikuti diklat dan telah mengikuti Diklat Teknis
Substantiuf Penyuluh Agama Hindu Non-PNS Di Balai Diklat Keagamaan Makasar dan
dinyatakaan Lulus.
Demikianlah perjalanan
hidup dan pengabdian yang dijalani oleh Desak-Rai, suami-istri yang sampai
saat ini tak henti-hentinya berharap dalam doa dan
laku agar kelak kehidupan keluarga kecilnya lebih
baik dari saat ini, dan dapat sering-sering berkunjung pada keluarganya
yang ada di Bali, sekaligus menunjukkan sraddha-bhakti kepada leluhur ataupun
kepada Ida Bhatara Kawitan di Bali.
Om
Subhamastu,
Unaaha, 12
September 2018
Post By. Staf
Penyelenggara Bimas Hindu
Kantor Kemenag
Kabupaten Konawe. INS*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar